139:13
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan
ibuku.
139:14
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
139:15
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang
tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
139:16
mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis
hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
139:17
Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
Tuhan
membekali setiap dari kita dengan semua hal yang kita perlukan untuk
menyelesaikan perjalanan menuju masa depan yang Tuhan telah rancangkan bagi
kita masing-masing. Bekal yang Tuhan telah siapkan itu adalah sebuah potensi.
Tuhan menanam dan merancang setiap potensi tersebut di dalam diri masing-masing
kita. Segala potensi tersebut telah Tuhan taruh selama kita belum terbentuk,
selama kita masih “direkam di bagian bumi yang paling bawah” sehingga segala
potensi dan masa depan yang telah Tuhan persiapkan, terjebak di dalam diri kita
sendiri.
Meskipun
demikian, Tuhan tidak menciptakan kita supaya hidup menyendiri mengasah potensi
yang sudah ada di dalam kita. Tuhan mengeluarkan potensi yang sudah ada di
dalam kita tersebut melalui sebuah hubungan (relationship) dengan semua orang
yang kita temui di dalam hidup kita. Tuhan memakai orang lain dan komunitas
untuk membentuk dan mengasah potensi kita. Semua yang ada di sekitar kita akan
menjadi alat bagi Tuhan untuk mengasah potensi di dalam kita.
Keadaan kita saat ini adalah akibat dari hubungan yang sedang
kita bina dan telah kita bina di masa lampau. Kebenarannya adalah tidak semua
orang yang memiliki hubungan yang baik dengan setiap orang dan memiliki
hubungan dengan banyak orang bisa berhasil. Kenapa demikian? Karena salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan kita adalah kemampuan kita untuk menjauhi orang
yang perlu kita jauhi dan kemampuan kita untuk mendekati orang yang perlu kita
dekati. Dengan siapa kita menjalin komunitas akan mengasah kita untuk bisa
bertumbuh secara jasmani, rohani, dan cara berpikir. Suatu hubungan yang dapat
terjalin dengan baik adalah dasar yang paling inti untuk kita bisa membangun
pertumbuhan rohani, pernikahan, bisnis, dan pelayanan yang baik. Hubungan
dengan Tuhan, dengan sesama kita, dengan orang tua kita, dengan saudara kita,
dan bahkan dengan orang-orang yang tidak kita sukai, orang yang menjengkelkan
buat kita.
Amsal
27:17
Besi menajamkan besi,
orang menajamkan sesamanya.
Ketika besi bertemu besi, maka akan terjadi panas dan
percikan api, akibatnya besi tersebut akan menjadi lebih tajam daripada
sebelumnya. Demikian juga dengan kita perlu orang lain untuk membuat kita lebih
baik dari sebelumnya. Kita juga memerlukan orang yang kita tidak suka untuk
menajamkan kita. Orang yang buat kita kesal, orang yang menguji kesabaran kita,
orang yang mendorong kita sampai batas kesabaran kita. Kita memerlukan mereja
juga, orang-orang yang tidak menyenangkan dan yang menyenangkan. Semua orang, The
Good, The Bad, and The Ugly, mereka semua diletakkan Tuhan di sekitar kita untuk
suatu alasan yaitu untuk mengasah kita dan membuat kita lebih dewasa dan lebih
baik dari sebelumnya.
Amsal 14:4
Kandang yang kosong tetap bersih,
tetapi tenaga lembulah yang menghasilkan uang
Hidup ini adalah sebuah pilihan. Supaya sawah bisa dikerjakan dan menghasilkan
tanah yang gembur yang bisa menghasilkan, kita perlu lembu untuk menarik bajak.
Di lain sisi, ketika kita memelihara lembu, jangan berharap kandangnya akan
bersih karena lembu mengeluarkan kotoran. Kita bisa memilih tidak memelihara
lembu sehingga kandang lembu tetap bersih namun kita tidak menghasilkan
apa-apa, atau kita bisa memilih memelihara lembu dan menghasilkan dengan
konsekuensi kandang yang terisi lembu akan penuh dengan kotoran lembu dan kitalah
yang harus membersihkannya.
Kita
bisa memilih untuk berdiam diri di rumah, sibuk dengan diri kita sendiri. Atau
kita pergi keluar, menjadi berkat untuk orang lain dengan resiko bertemu dengan
orang-orang yang berpotensi untuk tidak menyenangkan hati kita. Kita bisa
memilih untuk diam di rumah, atau pergi beribadah di gereja dan persekutuan,
dengan resiko bertemu orang yang menjengkelkan tetapi akan membuat kita
bertumbuh dalam hal rohani, jasmani dan kedewasaan kita.
Kotoran lembu tidak selamanya merugikan, kita bisa mengolahnya dan
dijadikan sebagai pupuk yang membantu menjadikan tanah kita subur. Setiap
pengalaman buruk, ejekan, kritik, apapun permasalahan yang buruk yang Tuhan
ijinkan terjadi dalam hidup kita harusnya bisa kita cerna dan olah menjadi
masukan untuk pengembangan diri kita sendiri.
Ibrani 10:25
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Dunia penuh dengan ketidaksempurnaan. Dunia penuh dengan
orang-orang yang tidak sempurna, termasuk juga diri kita sendiri. Mari kita
belajar untuk berhenti melihat ketidaksempurnaan dan kelemahan setiap orang di
sekitar kita, tapi mari kita lihat keunikan dan kekuatan setiap orang yang
Tuhan taruh dalam hidup kita, karena Tuhan menaruh mereka di dalam hidup kita
karena suatu alasan, untuk membuat kita lebih tajam, untuk membuat kita lebih
berguna, dan lebih dewasa. Menjadi versi diri kita yang lebih baik. Menyendiri
dan menghindari persekutuan dan pertemanan akan membuat kita akan semakin
terpuruk dan jatuh sehingga kita tidak menghasilkan apapun.
Kita bisa memilih untuk
tetap bersih dengan menjauhi setiap pertemanan yang Tuhan mau taruh dalam hidup
kita tetapi tidak menghasilkan keuntungan! Atau kita bisa belajar berani untuk keluar, dan berkomunikasi
dengan semua orang yang ada di sekitar kita, baik orang yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, sehingga kita bisa semakin dewasa! Itu pilihan
masing-masing dari kita.
Hakim-hakim 3:1-4
Inilah bangsa-bangsa yang dibiarkan TUHAN
tinggal untuk mencobai orang Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua
orang Israel yang tidak mengenal perang Kanaan. --Maksudnya hanyalah, supaya
keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah,
dilatih berperang oleh TUHAN. Yang tinggal ialah kelima raja kota orang
Filistin dan semua orang Kanaan, orang Sidon dan orang Hewi, yang mendiami
pegunungan Libanon, dari gunung Baal-Hermon sampai ke jalan yang menuju ke
Hamat. Mereka itu ada di sana, supaya Ia mencobai orang Israel dengan
perantaraan mereka untuk mengetahui, apakah mereka mendengarkan perintah yang
diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa.
Banyak orang bahkan anak-anak Tuhan yang tercemar
dengan berbagai macam penyakit hati seperti sakit hati, iri hati, patah hati,
dll dikarenakan mereka tidak mengerti bagaimana membangun hubungan yang
semestinya.
Tidak mengerti bagaimana meletakkan orang dalam posisi yang salah dalam
hubungannya dengan diri kita. Prinsip di dalam membina
hubungan
adalah:
1.
Perkenalan.
Semua hubungan dimulai dari tahap perkenalan. Di tingkat ini hubungan
hanya sekadar informasi tentang permukaan atau sebatas “bungkus” saja.
2.
Kontak.
Tidak semua yang Anda kenal perlu Anda kontak. Bungkus mulai
dibuka. Harus ada proses skrining yang harus dilakukan sebelum seseorang
bisa kita tempatkan untuk hubungan pertemanan yang lebih dalam.
3.
Pertemanan.
Ada yang menjadi teman sebatas urusan kantor, urusan bisnis,
urusan pelayanan dan cukup sampai disana. Tidak semua teman harus dijadikan
sahabat.
4.
Persahabatan
atau intim.
Seorang sahabat ada orang yang kenal, tahu kelemahan kita, dan
mengasihi serta menerima kita apa adanya. Orang yang tahu kelebihan dan
kekurangan kita, namun tetap mau menerima kita apa adanya. Inilah orang-orang
yang paling mempengaruhi Anda, yang ikut menentukan masa depan Anda, yang
melihat Anda dari dekat dan Anda tidak merasa risih. Dari lingkungan
persahabatan inilah, kita memilih satu dari beberapa sahabat untuk menjadi
pasangan hidup kita. Memilih yang terbaik dari yang paling baik. Dari posisi
persahabatan ini juga bisa terjadi, semakin dekat kita ijinkan seseorang masuk
ke dalam hidup kita, semakin besar resiko orang bisa menimbulkan rasa sakit
bagi diri kita. Oleh karena itu, tidak semua orang boleh diijinkan masuk
mendekat ke lingkaran persahabatan. Harus ada proses skrining.
Yohanes 16:12-13a
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi
sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran
Tidak semua orang bisa
menerima kebenaran. Perlu waktu bagi seseorang untuk menjadi lebih dewasa
terlebih dahulu untuk menerima kebenaran. Demikian juga perlu waktu (perlu
proses) dan kedewasaan untuk mengenal siapa Anda sebenarnya. Orang yang menerima kebenaran haruslah seseorang yang
dewasa karena bila tidak maka akan ada banyak tuduhan dan penghakiman yang
dilakukan untuk orang tersebut. Kemungkinan untuk
gossip, kecewa, cemburu, yang menyebabkan Anda kemudian menjadi kecewa kepada sahabat
adalah pada saat kita membuka diri atau membiarkan seorang teman yang belum siap
atau yang belum dewasa untuk melihat kebenaran dari dekat.
Not everyone can handle
you from close distance.
Yesus adalah pribadi
yang dapat menerima kita apa adanya dan sudah seharusnya mendapat tempat di
hati Anda yang paling dalam. Karena Dia tahu setiap kecacatan yang paling
kecil, dosa yang paling dalam tersembunyi namun Tuhan Yesus tetap menerima kita
apa adanya.
The good, The Bad and
The Ugly in relationship can be used by God to make a better you as long as you
keep Jesus in the center of your life.
Inspired by: Ps. Jeffry Rachmat – JPCC service – The Good,
The Bad, and The Ugly
PS. 20 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar