Rabu, 25 Mei 2011

HiduP yang penuH pengharapan

I Petrus 1: 3b
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmatNya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,”


Tiba-tiba pintu ruang bersalin terbuka. Seorang dokter dengan pakaian khusus keluar. "Istri Anda dalam keadaan baik. Namun sayang keadaan bayinya membahayakan jiwa istri Anda. Ada satu hal yang harus Anda putuskan, keselamatan istri Anda atau bayinya. Saya tahu hal ini sulit, namun kami telah berusaha sekuat mungkin. Akhirnya kami harus menemui Anda, sebab keputusan Anda amat menentukan. Jika Anda sudah siap, silahkan kami dihubungi dan menandatangani formulir ini", setelah berkata demikian dokter tersebut memeluk bahu pria yang diajak bicara. Sorot matanya di balik kaca mata yang tebal memberi semangat pada pria yang tubuhnya gemetar. Pria yang sedari tadi gelisah, sekarang bertambah gemetar setelah menerima berita yang meluncur dari mulut dokter yang memeluknya. Wajahnya jadi pucat seperti mayat. Butiran keringat dingin sebesar kacang kedelai bermunculan di dahinya. Mulutnya menganga, lidahnya kelu. Matanya nanar. Setelah berusaha menelan ludahnya, ia berusaha mengeluarkan kata-kata. "Dokkkkter, .....mmm. bbberi kesempatan saaaya untuk berdoa". Kepala dokter tersebut menggangguk, tanda setuju. Ruangan tunggu kelahiran bayi malam itu sepi menggigit, sinar lampunya nampak pudar. Suasana saat itu bisu dingin menutupi tembok sekeliling ruangan itu. Pria itu kemudian tertunduk. Wajahnya ditenggelamkan atas kedua telapak tangannya yang menopangnya.

Berdoa di saat situasi sedang gawat. Hal yang jarang kita lakukan. Lebih sering kalo lagi gawat2nya, kita panik, dan mulai putar otak memutuskan tanpa berdoa dan bertanya pada Tuhan. Lupa bahwa justru di saat2 genting seperti di atas, Tuhan juga menguji apakah kamu tetap setia dan berdoa.

Ada lagu yang liriknya begini:
“Tak pernah Dia janji hari s’lalu ‘kan panas, dan tak pernah Dia janji hari ‘kan s'lalu hujan, tetapi Dia janjikan memberi kekuatan, bila badai ganas melandamu”
Orang yang memiliki relasi yang baik dengan Allah tidak berarti ia terbebas secara otomatis dari semua problem yang menggelisahkan dan menakutkan dirinya.

Seperti sebuah Pesawat udara yang tiba-tiba memasuki cuaca buruk, maka pilotnya memiliki suatu standar operasional yang harus dijalankan yang dikenal dengan istilah 5-C. Demikian dalam hidup ini, ketika kehidupan kita masuk dalam cuaca yang buruk. Kita perlu lakukan 5C:
1. Cool down - bersikap tenang
Owen Feltham mengatakan bahwa mempercayai Tuhan pada saat kita merasa aman dan pasti adalah hal yang mudah. Tetapi dapatkah kita mempercayai-Nya pada saat jalan yang terbentang di depan kita terlihat begitu suram dan penuh ketidakpastian?

Maz 27:1
"Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? "

Ketakutan adalah sesuatu yang sangat manusiawi tetapi ketakutan yang berkepanjangan dan tidak berpengharapan adalah sesuatu yang sangat tidak disukai Allah.

Alkitab mencatat ada beberapa orang yang pernah merasa takut: Elia ketika diancam Izebel (I Raja-raja 19:1-4), Murid-murid ketika ada di atas perahu yang dilanda badai (Mark 4:36-40), Yesus sendiri ketika berdoa di taman Getsemani (Luk 22:44)

Kepanikan hanya mengerjakan ketelodoran dan kecerobohan.
Memang benar apa kata pepatah:
"the most useless thing to do ... worry!". Jangan biarkan diri anda melaju dengan kecepatan tinggi namun anda tidak sadar bahwa anda sedang kesasar. Ingat, Tuhan sangat memperhatikan anda. Ia dapat memberikan kepastian dan rasa aman kepada anda, asal anda mau mempercayai-Nya.

Pemazmur menegaskan kepada siapa aku harus takut dan gemetar, atau dengan kata lain: bila Allah ada mengapa saya harus takut? Faktanya Allah ada tetap ada dan ketakutan yang besar itu juga masih tetap ada!

2. Check the instrument - memeriksa peralatan
Mazmur 27:2
"Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya."

Kenapa hati yang merupakan instrumen yang perlu diperiksa?
Amsal 3:23
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. "

Pertanyaan yang patut diajukan bagi diri kita sendiri adalah:
Mengapa aku begitu resah?
Mengapa aku merasa hampa?
Mengapa aku merasa kesepian seolah cuma aku yang mengalami hal berat ini?
Kemana aku bisa memperoleh kelegaan?

Introspeksi terhadap diri sendiri (baca: hati) adalah introspeksi terhadap inti kehidupan (bnd. Mat 5:18-19).

Mat 5:18-19
  "Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
  "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. "


3. Contact the tower - Kontak menara pengawas
Maz 27:7
"Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! "

Komunikasi yang tak terputus dengan Allah tidak saja memberi ketenangan batin tetapi juga memberikan kepastian arah dan tindakan dalam pengambilan keputusan.

Yeremia 33:3
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. "

4. Communicate & cooperate - komunikasi & bekerja sama
Maz 27:8
Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.

Maz 27:11
Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku.

Berdoa adalah jalan komunikasi dengan Allah (iman) tetapi mengikuti petunjuk Allah adalah tindakan iman (perbuatan).

Bekerjasama dengan Allah menyelesaikan persoalan tampak dalam Roma 8:26-28:
26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.


5. Climbing up - tetap terbang
Maz 27:1 4
14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

Ibrani 11:1
1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Pengharapanlah yang membuat orang bertahan

Roma 8:24-25
24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan


Sebab Tuhan berkata Yes. 30: 15
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

Cerita berlanjuT….
Suara tangis tertahan bercampur kepedihan dan rasa takut menimbulkan suara yang keluar dari mulutnya seperti suara berguman, tidak jelas. Suasa kembali sunyi . Kemudian ia perlahan bangkit, berjalan menuju perawat yang berdiri menunggunya.
"Suster, katakan kepada dokter, istri saya perlu diselamatkan, sedapat-dapatnya selamatkan juga anak saya. Saya telah melihat harapan."

Suster itu hanya menggangguk, kemudian menyodorkan sehelai lembaran formulir. Setelah ditandatangani. Ia kembali menunggu. Persalinan berlangsung sulit. Dokter berupaya mengeluarkan bayi dari dalam rahim wanita yang sudah mulai kehabisan tenaga. Dengan alat khusus, dokter tersebut mengupayakan kepala sang bayi dapat keluar terlebih dahulu. Namun tiba-tiba, darah segar muncrat disertai bola mata yang masih terikat ototnya keluar mengelantung, baru kemudian kepala bayi. Merasa berpacu dengan waktu, dokter makin berusaha keras untuk mengeluarkan seluruh tubuh bayi itu. Bunyi gemeretak tulang rawan bayi yang patah karena proses tersebut. Akhirnya, tubuh bayi yang mirip seonggok daging tersebut utuh keluar dari dalam rahim. Persalinanpun berjalan sampai tuntas. Dokter segera memerintahkan seorang perawat agar membersihkan tubuh bayi tersebut dan segera dimasukkan kantong mayat. Namun Tuhan yang mendengar doa bertindak lain. Tubuh bayi yang masih berlumuran darah dibersihkan terlebih dahulu oleh perawat. Saat tangan sang perawat membersihkan tubuh bayi di bagian dada sebelah kiri, nampak denyut jantung yang lemah. Tanda kehidupan. Rupanya denyut yang lemah terlihat oleh sang perawat tersebut. Segera bayi tersebut di kirim ke ruang khusus.

Empat tahun kemudian, bayi itu tumbuh menjadi seorang anak mirip monster hidup. Ia di beri nama William Cutts. Jika bayi normal, diusia sebelas tahun telah belajar berjalan, tidak demikian dengan William Cutts. Ia baru belajar merangkak seperti anjing. Kepala bagian kanan agak besar, matanya yang kanan rusak berat, tidak mungkin bisa melihat. Bahunya miring. Menjelang remaja, jalannya miring seperti tiang hampir roboh. Dan kata dokter, otaknya tak akan sanggup berkembang alias tidak mungkin bisa belajar seperti manusia normal.

Sudut pandang dokter rupanya beda dengan kedua orang tuanya, mereka melihat harapan. Orangtuanya terus membesarkannya dengan penuh kasih sayang. "Kelak anakku akan dipakai Tuhan secara luar biasa, sebab aku yakin harapan itu ada", demikian doa kedua orangtuanya, setiap kali melihat William Cutts yang selalu kesulitan dengan menyelaraskan jalannya dengan bahunya. Tuhanpun mewujudkan harapan anak-anakNya.

Apa yang diucapkan oleh lidahmu adalah doamu. So, hati-hati dengan lidahmu. Jagai jangan ada kata2 yang tidak semestinya keluar untuk tidak keluar.

Tepat pada waktuNya, William Cutts bersimpuh di kaki- Nya, satu ayat yang dipegangnya yang menjadi dasar panggilannya, "Justru di dalam kelemahan kuasa-Ku menjadi sempurna", II Korintus 12: 9. Inilah sumber pengharapan baginya. Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan orang yang berharap kepada-Nya.

Tuhan pun membuktikan janjiNya. Apa yang tidak dipandang oleh dunia, dipakai Allah secara luar biasa. Dengan segala keterbatasannya, William Cutts maju untuk taat. Harapan demi harapan terkuak setelah ia taat melangkah. Setelah menyelesaikan sarjananya di sekolah theologia, ia menjadi utusan misi ke Irian Jaya, Indonesia. Tuhan meneguhkan janjiNya, dalam kelemahan kuasa-Nyata nyata. Tiap langkah pelayanan William Cutts, Tuhan meneguhkan dengan mujizat-Nya. Semua ini diawali dengan orang yang melihat harapan dan mempercayai harapan di dalam Yesus itu pasti ada dan tidak pernah sia-sia.

Sesungguhnya harapan di dalam Kristus itu, adalah;
Harapan selalu memperlihatkan pada orang percaya bahwa di ujung jalan yang gelap ada terang.
Harapan selalu dapat menopang kehidupan orang percaya yang telah patah semangat dan tak berdaya.
Harapan selalu memberikan peluang, kemungkinan dan kepastian ada pemulihan kembali saat kehidupan dirasa seperti buluh yang patah atau sumbu hanya tinggal asap.
Jadi harapan itu selalu memberikan kehidupan, semangat, gairah dan kesegaran baru.
Harapan yang Tuhan Yesus berikan bukan harapan seperti yang Anda dipikirkan atau dunia tawarkan. Harapan di dalam Kristus bukan harapan yang terbatas, tidak pasti dan bersifat temporer. Harapan di dalam Kristus adalah harapan yang melimpah, pasti, dan berlimpah bak sungai.
Dan harapan itu amat nyata secara khusus bagi orang-orang percaya yang mengalami berbagai-bagai dukacita karena pencobaan
. I Petrus 1: 6

Jika demikian mengapa Anda berkata , "tidak ada harapan bagiku?"
Ambillah selangkah lagi, lihat tangan-Nya terbuka siap memelukmu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar