Kamis, 26 Mei 2011

Gali yang dalam

Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini.

Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. 'Hingga tetes terakhir', pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton : "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"

Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk, tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata, "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung. Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku".

Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut. (Bits & Pieces, The Economics Press)

Padang guruN..

sebuah tempat hidup yang sulit bagi sebagian besar mahluk hidup. Hal ini terbukti dari sedikitnya jenis mahluk hidup dan tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup di sana. Hewan-hewan tersebut juga rata-rata kurang bersahabat, seperti ular, kalajengking, dll. Suhu di gurun relatif sangat ekstrim, siang hari tinggi sekali dan malam hari rendah sekali.

suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit - kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih sepertiga wilayah bumi adalah berbentuk gurun.

Gurun sebagian besar terdiri dari permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut erg dan permukaan berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari gurun.

Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di lingkungan kering atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.

enoUgh about the theoRy.. noW, shoW timEe.

Yesaya 40 : 3 - 5

3 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;

5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."



padang gurun.. tempat di mana lautan pasir berada. BatU-batu cadas dan kapur sesekali menghiasi pemandangan mata. Tumbuh-tumbuhan sedikit di situ dan tidak banyak hewan yang bisa hidup di sana. Kebanyakan heWan yang tidak bersahat seperti ular berbisa, kalajengking, dll. Jarang tampak manuSia yang hidup di padang guruN.

Hanya ada 2 alasan kenapa manusia ada di sana. Pertama, karena mereka secara ga sengaja/ terpaksa harus ada di sana karena kecelakaan atau melarikan diri karena dikejar. Atau karena memang padang pasir yang "mengejar" mereka.

Permukaan di padang rumput ga rata. Bahkan cenderung bergelombang. Air hujan jatuh memasuki jurang-jurang yang dalam Tanpa dapat digunakan oleh manusia. Ga ada air yang tampak di permukaan. Air hanya ada di bawah permukaan pasir karena pasir tidak bisa menampung air, maka air hujan itu hanya akan jatuh langsung masuk ke dasar pasir. Sehingga untuk menemukan mata air, harus menggali dengan sangat dalam.

Keluaran 15:22-27
Setelah umat Israel menyeberangi Laut Merah dengan cara yang ajaib, mereka kemudian dituntun ke padang pasir. Sungguh aneh bahwa Allah menuntun mereka dari tempat pewahyuan dan kuasa menuju tempat kekecewaan dan kesukaran yang mengerikan!

Tapi sunGguH bahwa rencananya indah..

Padang GuRuN temPaT TuhAN melatih kita menJadi anak yaNg kuAt dan bijAksaNa

Masa untuk masuk dalam pengalaman penuh mujizat. Kapan bangsa Israel melihat pengalaman mujizat yang bertubi-tubi dalam hidup mereka? Ketika masuk dalam masa padang gurun! Mereka melihat Laut Kolzom/ Laut Merah terbelah. Air Mara yang pahit menjadi tawar. Melihat pemeliharaan Tuhan melalui roti manna dan burung puyuh. Kasut dan baju yang bisa bertahan sampai 40 tahun, dsb. Pada saat kita masuk masa padang gurun dalam pekerjaan kita, pada saat itulah kita justru akan melihat mujizat Tuhan dalam hidup kita! Dalam padang guruN, kita diajar untuk berjalan bukan dengan kekuatan sendiri tapi dengan tuntunan iLahi. Seperti cerita di bawah ini. Bertahun-tahun yang lalu ketika pasukan Mesir menaklukan Nubia, satu resimen tentara menyeberangi gurun Nubia bersama seorang pemandu Arab.Mengetahui bahwa air mereka terbatas dan merasakan haus yang hebat, para tentara itu tertipu oleh penampakan danau indah di garis cakrawala. Mereka memaksa si pemandu membawa mereka ke tepian danau tersebut. Si pemandu yang mengenal gurun itu dengan baik, tahu bahwa apa yang mereka lihat hanyalah ilusi belaka. Dengan sia-sia ia memberitahu tentara-tantara itu bahwa danau itu tidak nyata. Ia tidak mau kehilangan waktu berharga dengan menyimpang dari jalur yang sudah jelas.
Kata-kata marah mulai terdengar dan pada akhirnya para tentara itu membunuh si pemandu. Saat mereka mendekati danau itu, kumpulan air yang mereka lihat makin menjauh. Pada akhirnya mereka menyadari khayalan mereka bahwa danau yang mereka lihat itu hanyalah lautan pasir belaka. “Nasi telah jadi bubur”, si pemandu mereka telah mati. Kehausan yang hebat dan keputus-asaan yang mengerikan menguasai para tentara itu. Tanpa pemandu para tentara itu bergerak tanpa arah di gurun yang bagaikan misteri bagi mereka. Tersesat dan tanpa air membuat mereka pada akhirnya tak ada satupun yang selamat.

Manusia sering bertindak seperti itu. Kita memiliki “Pemandu” yang turun ke dunia ini untuk menuntun kita mencapai keselamatan kekal. Namun godaan membuat kita hanya melihat tawaran-tawaran Iblis yang menggiurkan dan berpaling pada jalan yang sesat. Manusia akhirnya menyalibkan Si Pemandu di kayu salib dan lebih memilih Barabas sang penjahat.

Tanpa Sang Pemandu kita tidak akan dapat menemukan jalan “dipadang gurun” kehidupan kita. Kita akan tersesat oleh berbagai tawaran dan godan dunia ini sehingga membuat kita berjalan tanpa tujuan yang benar dan putus asa. Hanya Tuhan satu-satunya Pemandu kita. FirmanNya adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. Janganlah membuang Sang Pemandu. Serahkanlah diri anda untuk dipimpin olehNya. Dia akan memberikan Roh KudusNya untuk memimpin anda dalam melewati padang gurun kehidupan mu.

Masa untuk proses. Padang gurun adalah cara yang tepat untuk memproses dan mempersiapkan bangsa Israel untuk menikmati tanah perjanjian! Jika saat ini mengalami pergumulan hidup yang berat, jangan buru-buru putus asa. Ini hanya sebuah masa persiapan untuk kita menikmati berkat dan janji Tuhan yang luar biasa.
Masa untuk belajar rendah hati. Jika tidak melewati padang gurun, bisa-bisa bangsa Israel merasa dirinya kuat dan hebat. Itu sebabnya masa padang gurun akan mengajar bangsa Israel menjadi rendah hati dan sangat bergantung kepada Tuhan. Jika kita masuk dalam masa padang gurun, kabar baiknya adalah Tuhan sedang mengajar kita untuk rendah hati dan memiliki ketergantungan penuh kepada Tuhan.

Saat kita ada di padang gurun, jangan kamu pergi sendiri tanpa tahu arah mana yang harus kamu tuju. Bisa-bisa kita malah bertemu dengan ular kalajengking atau bahkan mati kehausan seperti tentara yang ada di cerita di atas. Tetaplah berjalan bersama Sang Pemandu, Yesus Kristus.

Saat di padang gurun, bukan saat untuk berjalan sendiri. Tapi saat kita dilatih TUhan untuk peka dengar suaraNya. Kemana kita harus melangkah. Kemana kita harus berjalan. Di mana kita harus memecahkan batu untuk menemukan air. Bukan saatnya menjauh dari Tuhan tapi saatnya menggali lebih dalam dan semakin dalam untuk menemukan air kehidupaN yaitu Yesus Kristus.

Gbu my freNz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar